Rabu, 17 Oktober 2012


 Allah tidak Tuli dan tidak Jauh

Allah maha Mendengar sehingga mendengarkan semua yang kita ucapkan bahkan yang ada di dalam hati, karena itu tidak perlu kita memohon kepada-Nya dengan suara yang keras apalagi dengan teriak-teriak.
Dari Abu Musa, ia berkata : Kami pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu peperangan, lalu tidaklah kami mendaki atau menaiki tanah yang tinggi atau menuruni lembah melainkan kami bertakbir dengan suara keras”. Kata Abu Musa, “Kemudian Rasulullah SAW mendekati kami dan bersabda, “Hai para manusia, kasihanilah diri kalian, karena sesungguhnya kalian tidak menyeru kepada Tuhan yang tuli dan tidak pula jauh. Sesungguhnya kalian menyeru kepada Tuhan yang Maha mendengar lagi Maha melihat”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Wahai ‘Abdullah bin Qais, maukah kamu kuajari suatu kalimat dari perbendaharaan surga ?, yaitu “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah)”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 213]


Minggu, 14 Oktober 2012

Jahiliyah Modern

Dosa 24 Jam




disini bermulanya zina


Ciri-Ciri Wanita Solehah

Tahukah anda bagaimana ciri-ciri wanita solehah?

Iaitu ciri-ciri wanita yang diredhai ALLAH. Wanita yang menyejukkan hati mata yang memandang. Bisa menginsafkan dan menundukkan nafsu mereka yang berhati goyah.

(Cerita ini diubahsuai semula berdasarkan saranan dan hukum Al-Quran & Hadis)

Marilah kita bersama-sama perhatikan sekelumit kisah ringkas berikut...

Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah ceritakanlah padaku perihal muslimah yang sejati?"

Si ayah pun menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya itu.

"Anakku...Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat kecil sahaja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. Itulah yang terbaik."

Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk kalian. Allah hanya melihat kepada hati dan perbuatan kalian. (Hadis riwayat Muslim)

Si ayah terus menyambung.

"Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersonakan, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak manakah kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujjah kebenaran."

Berdasarkan ayat 31, surah An-Nuur, Abdullah ibn Abbas, Ibn Omar, Atha, Ikramah dan lain-lainnya berpendapat: Seseorang wanita Islam hanya boleh mendedahkan wajah, dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. (As-Syeikh Said Hawa di dalam kitabnya Al-Asas fit Tafsir)

"Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan (menghairahkan) orang yang ada perasaan dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik." (Surah Al-Ahzab : 32)

Si ayah diam sejenak sambil melihat kepada wajah manis puteri kecilnya itu.

"Lantas apa lagi ayah?" Sahut puteri kecil terus ingin tahu.

"Ketahuilah wahai puteriku... Muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada TUHAN-nya. Dan ia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberikan."

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (tidak berzina atau mendekati zina)." (Surah An-Nuur : 31)

"Dan ingatlah anakku...Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul."

"Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya" (Hadis Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi)

Setelah itu si anak kembali bertanya, "Siapakah yang memiliki kriteria seperti itu ayah? Bolehkah saya menjadi sepertinya? Mampukah dan layakkah saya ayah?"

Si ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "Pelajarilah mereka! Supaya kamu berjaya nanti. INSYA ALLAH kamu juga boleh menjadi muslimah yang sejati dan wanita yang solehah kelak. Malah, semua wanita boleh."

Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULALLAH

Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga
kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya." (Riwayat Al-Bazzar)


Sabtu, 13 Oktober 2012


Siapkah Kita?...

 
Nikmat iman dan Islam yang hanya dengan itulah hidup kita akan menjadi bermakna dan berarti dihadapan Allah.
Al Baqarah ayat 17-18
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ
مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي
ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
2:17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
2:18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
Pada QS Al Baqarah ayat 17 sudah diterangkan bahwa merupakan keadaan orang-orang kafir terutama ketika Rosulullah diutus di tengah-tengah mereka yang dalam keadaan kegelapan (gelap gulita) dan jahiliyah (tidak mengerti kebenaran). Kemudian Allah membangkitkan seorang rosul yaitu Rosullah SAW yang membawa cahaya Al-Qur’an,cahaya  Islam di tengah-tengah mereka yang dengan itulah kegelapan itu tersinari sehingga disengkelilingnya menjadi terang. Namun, orang-orang kafir tidak mau menggunakan kesempatan dengan adanya cahaya yang Allah berikan pada mereka. Sehingga Allah menghilangkan manfaat dari cahaya tersebut. Bukan cahayanya yang hilang, tapi manfaatnya yang hilang. Cahaya tetap bercahaya, Islam dan Al Qur’an tetap bersinar. Islam tidak bisa dipadamkan oleh siapapun.
Allah mengatakan, “Mereka tetap dalam kegelapan karena Allah menghilangkan kemanfaatan dari pada cahaya itu” Mengapa? Karena mereka menolak, mereka tidak mau menerima.
Kembali merujuk pada QS Al Baqarah ayat 6
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ
تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
2:6. As for the Disbelievers, Whether thou warn them or thou warn them not it is all one for them; they believe not.
2:6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
Ayat di atas mengatakan bahwa orang-orang kafir yang karena menolak dahulu terhadap petunjuk Allah sehingga saat diberi peringatan atau tidak dan mereka mendengar peringatan itu  atau tidak hasilnya sama saja. Jadi, sekalipun mereka mendengar tapi pendengarannay tidak berfungsi lagi, tidak berguna lagi. Mereka bukan tidak mendengar. Mereka mendengar seruan Allah, mendengar dakwah, melihat keadaan, kenyataan di hadapan mereka bahkan akal mereka pun menerima tetapi hati mereka tidak bisa menerima keimanan itu. Maka, seakan-akan pendengaran, penglihatan, dan hati mereka seperti orang yang buta, tuli, bahkan bisu untuk mengucapkan kebenaran.
Al Baqarah ayat 7
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
2:7. Allah hath sealed their hearing and their hearts, and on their eyes there is a covering. Theirs will be an awful doom.
2:7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
Kita sebagai kaum muslimin harus bersyukur karena kita dijadika Allah orang yang beriman, Islam, dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mempelajari Al-Qur’an dan sunah Rosullullah dengan sangat mudah dan dapat menggunakan berbagai media.
Semua kambali pada diri kita, siapkah hati kita ini terbuka oleh kebenaran itu? Mata, telinga, mulut adalah pintu dan muaranya adalah di hati.

Rabu, 03 Oktober 2012

Arti Sebuah Keluarga



Poin terpenting adalah prinsip untuk saling memahami antara pasutri. Memang biasanya ada periode seperti pertumbuhan manusia, dimana  pemahamahan pasangan dalam keluarga juga mengalami perkembangan.
Begitu menikah, pasutri tidak bisa langsung 100% paham. Sangat naïf jika ada orang yang berpendapat bahwa “kita menikah, kita sudah langsung paham dengan pasangan kita”, kondisi seperti itu sangat jarang terjadi bahkan mungkin 0% terjadinya. Allah menciptakan sekian milliar orang pasti berbeda walaupun kecil perbedaannya, saudara kembar yang identik pun pasti ada perbedaannya. Jadi, kita bisa membayangkan kalau  dua pribadi yang berbeda kemudian disatukan dalam suatu mahligai untuk mengarungi bahtera kehidupan bersama-sama.
Dalam periode-periode awal sampai lima tahun pertama sangatlah wajar jika pasutri harus tetap ta’aruf dan berusaha untuk memahami pasangannya. Sedangkan kesadaran pertama yang harus kita miliki pada saat kita memahami pasangan kita, adalah
1. Menyadari bahwa pahaman itu sifatnya dinamis, karena manusia selalu berubah. Dinamis, bisa berubah menjadi lebih baik atau  menjadi berkurang. Tergantung pemahaman masing-masing pasutri, yang harus digaris bawahi adalah  kita kadang  mengabaikan pasangan kita tanpa kita sadari.
2. Dalam mencoba memahami proses “pemahaman”, ada satu proses yang sangat menyita energi. Ketabahan dan  kelembutan sangat berpengaruh dalam suatu hubungan hidup berkeluarga. Kalau pasangan kita seakan-akan selalu marah, keras kepala, atau bahkan sulit untuk berubah maka senjata pertama yang harus kita punya adalah komitmen dan komit bersama antara suami dan istri yaitu  harus mempunyai ketabahan. Dengan ketabahan  inilah yang akan memberikan kita kesempatan dan waktu untuk membuat pasangan kita berubah. Ketika istri/ suami kita membenci kita, maka kelemahlembutan lah yang akan memadamkan kebencian itu.
3. Saat proses pemahaman kita sering meremehkan hal-hal yang kecil atau keterbalikannya yaitu justru menjadi seorang yang detail sekali karena cemburu yang tidak terpuji, bahkan menjadi sensitif dengan sesuatu yang biasanya tidak jadi masalah malah menjadi masalah atau membesar- besarkan masalah. Jangan terlalu sering mengabaikan masalah-masalah kecil tetapi juga sebaliknya jangan terlalu membesar-besarkan masalah yang seharusnya bisa diabaikan.

Bekal Akhirat


Bekal Akhirat



Allah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada hambanya-Nya dan kita tidak dapat menghitung berapa banyak jumlah kenikmatan yang Dia berikan kepada kita.
QS. Ibrahim:34
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ
تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
14:34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah)
Kita masih diberikan umur panjang di dunia ini oleh Allah SWT, apapun kesempatan yang Dia diberikan marilah kita gunakan sebaik-baiknya. Kita dapat mengisi dengan kebaikan-kebaikan yang salah satunya dengan mengkaji agama, karena dengan agama lah Allah akan memberikan petunjuk agar selamat dunia dan akhirat. Tanda orang yang  mendapatka petunjuk dari Allah adalah mudah untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam melaksanakan Islam dengan hati yang lapang, sebagaimana yang disebutkan oleh Allah pada QS Al-An’am: 125
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن
يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقاً حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
6:125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya , niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Sebaliknya, orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah maka untuk mengerjakan kebaikan-kebaikan sangat sulit, sehingga akibatnya akan menimpa pada dirinya sendiri. Padahal orang yang mengerjakan kebaikan-kebaikan pada hakikatnya adalah untuk kebaikan dirinya sendiri,

artinya kebaikan itu akan kembali pada dirinya sendiri kalau kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allah memberikan anggota tubuh dan akal kepada kita untuk berpikir dan menanggapi perintah Allah, wahyu Allah, dan seruan Islam. Maka, apa yang kita peroleh dapat kita gunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Apa yang kita lakukan maka itulah yang akan kembali pada diri kita.
QS. Fussilat:46
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ
لِّلْعَبِيدِ
41:46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.
Orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah pasti orang tersebut akan sesat dan di akhirat akan dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan buta, tuli, dan bisu serta akan dimasukkan ke neraka sebagaimana Allah firmankan pada QS. Al-Isra’:97
وَمَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاء
مِن دُونِهِ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْياً وَبُكْماً
وَصُمّاً مَّأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيراً
17:97. Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
Maka, selama kita masih mendapat kesempatan hidup, kesehatan, dan kenikmatan yang lain mari kita gunakan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagai tabungan kita bekal untuk di akhirat kelak.