Cara mendeteksi gangguan pendengaran dengan
mudah, Secara sederhana :
1. Dapat dilakukan melalui permainan
bunyi seperti tepuk tangan, batuk, menabuh kaleng, dan sebagainya. Bayi normal
akan memberi respon terhadap bunyi. Bisa dengan mengedipkan mata,
mimik wajahnya berubah, berhenti mengisap ASI atau botol susu, terkejut
serta bereaksi dengan mengangkat kaki dan tangan
2. Pada bayi yang lebih besar, kerap
kali merespon dengan menolehkan kepala pada sumber bunyi. Minimal, ia
mencari sumber bunyi tersebut dengan gerakan mata. Jika si kecil tak bereaksi,
sebaiknya orang tua segera membawanya ke dokter.
Berikut adalah beberapa dari tanda-tanda
gangguan pendengaran pada bayi :
- Jika bayi tidak merespon terhadap suara pada saat ia atau dia adalah 3 sampai 4 bulan tua
- Jika bayi tidak mengatakan kata-kata pendek seperti papa atau mama saat sudah usia satu tahun
- Bayi tidak menanggapi suara Anda
- Bayi tidak meniru suara apa pun yang Anda buat
- Bayi tidak merespon musik atau cerita
Kadang–kadang, anak-anak dapat mengembangkan gangguan
pendengaran ketika mereka mendapatkan sedikit lebih tua karena membangun lilin
telinga, infeksi atau cedera. Maka Anda harus mencari tanda-tanda lain gangguan
pendengaran seperti berikut:
- Anak tidak mendengar televisi pada volume yang sangat keras
- Anak tidak merespons ketika Anda memanggil namanya
- Anak menderita masalah pidato
- Si anak menunjukkan masalah belajar
- Anak mengeluh kepada Anda tentang penderitaan dari earaches
Gangguan Pendengaran Pada Bayi Dan Anak
Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat
menyebabkan gangguan pendengaran tipe KONDUKTIF (Conductive Hearing Loss)
dimana terdapat hambatan hantaran gelombang suara karena kelainan
atau penyakit pada telinga luar dan tengah, sedangkan gangguan telinga
dalam dapat menyebabkan gangguan pendengaran tipe SENSORI
NEURAL (Sensori Neural Hearing Loss). Jika terdapat kelainan atau penyakit tipe
konduksi disertai sensorineural maka kelainan tersebut termasuk tipe CAMPURAN
(Mixed Hearing loss). Penyebab gangguan pendengaran pada anak biasanya
dibedakan menjadi 3 berdasarkan saat terjadinya gangguan pendengaran yaitu
1. Pada saat kehamilan atau
dalam kandungan (PRENATAL)
Yang berkaitan dengan keturunan (genetik). Yang tidak
berkaitan dengan keturunan seperti Infeksi pada kehamilan terutama pada awal
kehamilan/trimester pertama (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes,
Sifilis), kekurangan zat gizi, kelainan struktur anatomi serta pengaruh
obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan yang berpotensi menggangu proses
pembentukan organ dan merusak sel-sel rambut dirumah siput seperti salisilat,
kina, neomycin, streptomisin, gentamisin, thalidomide barbiturate dll
2. Pada saat Kelahiran atau Persalinan
(PERINATAL)
Beberapa keadaan yang dialami bayi pada saat lahir
juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya gangguan pendengaran seperti
tindakan dengan alat pada saat proses kelahiran (ekstraksi vakum,
tang forsep), bayi lahir premature (< 37 mgg), berat badan lahir rendah
(< 2500 gr), lahir tidak menangis (asfiksia), lahir kuning
(hiperbilirubinemia). Biasanya jenis gangguan pendengaran yang terjadi akibat
faktor prenatal dan perinatal ini adalah tipe saraf / sensori neural dengan
derajat yang umumnya berat atau sangat berat dan sering terjadi pada
kedua telinga.
3. Pada saat setelah Persalinan
(POSTNATAL)
Pada saat pertumbuhan seorang bayi dapat terkena
infeksi bakteri maupun virus seperti Rubella (campak german), Morbili (campak),
Parotitis, meningitis (radang selaput otak), otitis media (radang telinga
tengah) dan Trauma kepala. Bayi yang mempunyai faktor resiko diatas
mempunyai kecenderungan menderita gangguan pendengaran lebih besar
dibandingkan bayi yang tidak mempunyai faktor resiko
tersebut.Seorang anak harus diperiksa fungsi pendengarannya segera
setelah dicurigai terdapat faktor-faktor resiko diatas atau anak
tidak bereaksi terhadap bunyi-bunyian disekitarnya (tepukan tangan, suara
mainan, terompet, sendok yang dipukulkan ke gelas/ piring dll) dan
terdapat keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar